Kamis, 18 April 2013

Microsoft. Infeksi "Malware" di Indonesia Meningkat


Legal Affairs Director Microsoft Indonesia Reza Topobroto menyatakan infeksi perangkat lunak perusak (malware) meningkat enam kali dibandingkan dengan studi sebelumnya karena minimnya kesadaran menggunakan "software" asli.

"Sesuai hasil studi forensik pada ancaman `malware` (malicious dan software, red.) dengan memeriksa 282 `personal computer` (PC) merek ternama yang di-`install` dengan `software` bajakan beserta DVD `software` palsu asal Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, ditemukan 59 persen di antaranya terinfeksi `malware`," ujarnya di Surabaya, Kamis.

Hasil temuan Tim Microsoft Security Forensics, kata dia, di dalam salinan Windows tertanam perangkat lunak perusak itu yang tersebar di banyak merek PC terkemuka, yakni Acer, Asus, Dell, HP, Lenovo, dan Samsung.

"Kami yakin `software` palsu maupun `malware` bukan berasal atau ter-`install` dari pabrikan PC itu. Ada kemungkinan komputer itu dijual dengan sistem operasi non-Windows dan diganti oleh individu yang berada pada rantai penjualan atau toko yang menduplikasi ilegal serta menyalurkan `software` bajakan," ucapnya.

Di sisi lain, hingga sekarang banyak orang beranggapan membeli PC merek ternama menjamin keamanan dan kenyamanan dalam pengalaman berkomputasi.

"Mereka tidak berpikir dua kali tentang keaslian `software` yang dijual dengan komputer. Pelanggan harus hati-hati saat mereka berpikir ada tawaran yang menarik," tuturnya.

Ia juga menggemukakan bahwa sebanyak 59,09 persen dari sampel "Hard Disc Drive/HDD" di Indonesia terinfeksi "malware" dan 100 persen dari sampel DVD terinfeksi perangkat lunak perusak itu.

Sementara itu, Subdirektorat Industri Perdagangan Direktorat II Tipideksus Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI, AKBP Rusharyanto, menyarankan agar konsumen melindungi diri dari "malware" dan pembajakan dengan membeli perangkat lunak resmi.

"Memakai PC dengan `software` palsu itu ibarat pindah ke lingkungan tidak aman dan meninggalkan pintu dalam kondisi terbuka. Pengguna `software` palsu tidak akan memiliki jaminan kegiatan dan komunikasi mereka aman dari kejahatan dunia maya," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa hasil studinya menunjukkan bahaya akan "software" palsu adalah nyata di Indonesia.
Oleh karena itu, produsen "PC" perlu melakukan peran dalam mengendalikan "malware".

Kami akan mengintensifkan razia penegakan pada pengecer dan dealer yang membodohi konsumen dengan menjual `PC` yang dilengkapi `software` bajakan.



Maka dari itu hati-hatilah dalam memilih PC trutama OS yang akan kamu pergunakan, silahkan bertanya kepada reparasi jika sekiranya tidak tau. atau bertany-tanya sebelum membeli produk OS/Prangkat lunak dsb, trimakasih atas kunjungannya silahkan tinggalkan commentar di bawah ini untuk lebih jelasnya sob, Good Luck...

Info Terkait: http://id.she.yahoo.com/
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts